Baloney

I don't like when people say, "I've been waiting for my whole life" for something that people generally consider small ..., like finding the perfect cup of coffee or meeting someone who likes the same obscure band from the '80s.

Baloney.

You haven’t been waiting your whole life. You just didn’t know what you wanted until you tripped over it. And that’s okay — beautiful even. But let’s not romanticize the timeline. Let’s not pretend every step, every stumble, every heartbreak was some ordained path leading to a latte with just the right foam.

Because if that’s true, then what were you doing when you were five? Sitting in the sandbox, digging for destiny?

See, the problem isn’t that people find joy in small things. The problem is when they inflate those joys into epic quests, like their lives lacked meaning until they found someone who knows how to pronounce "charcuterie." It’s not only dishonest — it robs the ordinary of its glory.

Small things matter because they’re small. They’re not life's purpose; they’re life's sparkle. You weren’t waiting your whole life for that sparkle — you were living it.

So don’t tell me you’ve waited forever. Tell me you almost missed it. Tell me you found joy by accident. Tell me you never knew you needed it until it showed up on a Tuesday afternoon, unannounced.


-----oooooooooo00000oooooooooo-----


Saya tidak suka ketika orang berkata, “Aku sudah menunggu seumur hidupku,” untuk sesuatu yang umumnya dianggap sepele oleh kebanyakan orang ..., seperti menemukan secangkir kopi yang sempurna, atau bertemu seseorang yang menyukai band obscure dari era 80-an.

Omong kosong.

Kamu tidak sedang menunggu sepanjang hidupmu. Kamu hanya belum tahu apa yang kamu inginkan sampai kamu tidak sengaja menemukannya. Dan itu tidak masalah — bahkan indah. Tapi jangan romantisasi garis waktunya. Jangan berpura-pura bahwa setiap langkah, setiap jatuh, setiap patah hati adalah jalan yang ditakdirkan hanya untuk mengantarkanmu pada secangkir latte dengan foam yang pas.

Karena kalau itu benar, apa yang kamu lakukan saat berumur lima tahun? Duduk di kotak pasir, menggali takdir?

Masalahnya bukan orang-orang menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Masalahnya adalah ketika mereka membesar-besarkan kebahagiaan itu seolah-olah itu adalah pencarian epik, seperti hidup mereka tak punya makna sebelum menemukan seseorang yang tahu cara mengucapkan “charcuterie.” Itu bukan hanya tidak jujur — tapi juga mencuri kemuliaan dari hal-hal biasa.

Hal kecil itu bermakna karena ia kecil. Bukan tujuan hidup, tapi percikan hidup. Kamu tidak menunggunya seumur hidup — kamu menjalani hidupmu.

Jadi jangan bilang padaku kamu sudah menunggu selamanya. Katakan padaku kamu hampir melewatkannya. Katakan padaku kamu menemukan kebahagiaan secara tak sengaja. Katakan bahwa kamu tidak pernah tahu kamu membutuhkannya… sampai ia datang di sore hari Selasa, tanpa pemberitahuan.

Comments

Popular Posts