Review: How I grow

Saat saya pertama kali memutuskan untuk membaca kembali tulisan-tulisan lama saya di blog ini (setelah sekian lama saya mengabaikannya), saya tidak memiliki harapan khusus, I know what I've written, what should I expect? Blog ini adalah tempat saya menumpahkan pemikiran, pengalaman, dan imajinasi saya selama beberapa tahun terakhir. Saya mengingat jelas saat saya memulai tulisan saya pertama kali di kamar kos saat kuliah dahulu bermodal laptop yang diberikan oleh orang tua saya. Sebelumnya, saya mengirimkan beberapa cerita pendek ke majalah, namun tak satupun dimuat di sana. Blog inilah yang pada akhirnya jadi muara tulisan saya setelah itu. Surprisingly, yang saya temukan saat membaca kembali tulisan-tulisan tersebut benar-benar menggetarkan hati saya. Saya takjub dengan keberanian dan keindahan dalam kata-kata yang pernah saya tulis, serta bagaimana imajinasi saya berkembang dari waktu ke waktu. Mungkin hanya saya yang beranggapan demikian, namun itulah yang saya rasakan.

Sebagian besar tulisan tersebut saya buat ketika saya menunggu di halte Trans Jakarta. Hal ini terjadi karena saya menggunakan ponsel saya selama menunggu bus. Tak ada banyak kegiatan yang saya punya selain berselancar dalam facebook yang pada akhirnya membosankan juga. Akhirnya, saya mengetikan beberapa cerita yang terfragmentasi, menuliskan hal-hal yang menarik yang saya lihat ataupun dengar. Saya sering menuliskannya dengan bermodal menguping pembicaraan orang-orang asing di sekitar saya atau sambil menunggu kendaraan umum tiba. Inilah yang membuat tulisan-tulisan tersebut menjadi lebih berwarna. Saya harus berimprovisasi dan memanfaatkan apa yang ada di sekitar saya. 

Selain itu, tulisan-tulisan tersebut juga dipengaruhi oleh pekerjaan saya. Saya pernah bekerja di industri kreatif, dan kebanyakan dari tulisan itu merupakan hasil inspirasi dari pekerjaan saya. Saya sering menulis tentang pengalaman saya dalam berkolaborasi dengan orang-orang kreatif lainnya, serta tantangan dan kesenangan yang datang dengan pekerjaan ini. Meski sebetulnya lebih tepat mengimajinasikannya dalam sebuah fiksi. Melalui tulisan-tulisan ini, saya dapat merenungkan perjalanan karier saya dan menghargai setiap momen berharga yang saya alami. Meski menuliskannya tidak benar-benar menggambarkan pekerjaan saya saat itu, namun membacanya kembali menggiring saya ke masa-masa saya berada di kantor lama saya. 

Membaca kembali tulisan-tulisan tersebut membuat saya sadar betapa pentingnya menjaga imajinasi dan kreativitas kita tetap hidup. Tulisan-tulisan tersebut adalah bukti bahwa imajinasi saya bukanlah sesuatu yang terbatas, tetapi dapat berkembang dan tumbuh dari pengalaman sehari-hari. Saya belajar untuk tidak hanya melihat ke dalam diri saya sendiri untuk inspirasi, tetapi juga melihat dunia di sekitar saya dengan mata yang lebih terbuka.

Tulisan-tulisan itu juga mengajarkan saya tentang pentingnya mencatat pengalaman dan pemikiran kita. Seringkali, kita melupakan momen-momen berharga dalam hidup kita jika tidak ada catatan tertulis yang mengingatkannya. Tulisan-tulisan tersebut adalah sejenis arsip yang berharga bagi diri saya sendiri, mengingatkan saya tentang perjalanan panjang saya dalam mengejar imajinasi dan kreativitas.

Selain itu, membaca kembali tulisan-tulisan lama ini juga membuat saya terinspirasi untuk terus mengejar impian dan tujuan saya. Mereka adalah bukti bahwa imajinasi tidak terbatas, dan kita dapat mencapai hal-hal yang luar biasa jika kita mempercayai diri sendiri dan terus berusaha. Saya merasa terdorong untuk terus menulis dan mengejar passion saya dalam industri kreatif meski dengan cara yang berbeda karena saat ini saya menggantungkan diri saya di industri yang sama sekali berbeda dengan pekerjaan saya sebelumnya. (I published 3 books in this super serious industry by the way, yeeeaaayyy)

Saya menyadari bahwa tak ada orang yang membaca blog akhir-akhir ini. Zaman telah berubah. Hanya saja, jika anda kebetulan menemukan tulisan saya ini, saya harap Anda terhibur dengan imajinasi saya.

Sincerely yours,

nugina