Satu tahun-mu,

Satu tahunmu sangat istimewa bagiku. Aku sudah menghitungnya dengan tepat, meski menuliskan semuanya tidak bisa aku lakukan pada hari itu karena aku ingin tahu, apa yang akan terjadi pada satu tahunmu dalam hidupku.

Bagimu, satu tahun itu seperti tak ada bedanya dengan sebelas bulan. Kamu masih sama, tergelak senang bermain ciluk-ba, tak suka baju tee-shirt yang sering tersangkut di kepala. Tapi di mataku setiap harinya ada saja yang baru. Gigimu, rambutnya, alismu, tinggi tubuhmu --- belum lagi ada saja kemampuanmu yang baru setiap harinya. Takbir misalnya.

Kamu senang menggumamkan takbir. Selalu menatap khusuk saat TV mengumandangkan adzan. Yang buatku terenyuh, saat kamu kuras sabarku, takbir atau adzan selalu buatmu tenang, lebih mudah aku kendalikan --- itu pula yang buatku malu akan amarah yang terlanjur meledak, atau bentakan yang buatmu terkesiap.

Tak aku sangka, di usia empat tahunmu, kamu sering merasa berkewajiban menjadi imam salatku. Meminta sunat di awal umur lima tahun, dan kamu adalah teman terbangku yang paling sering, bahkan dibandingkan dengan suamiku sendiri. Bayiku, toge yang tumbuh dengan cepat.

Eh, apa ini? draft tulisan tahun 2016 yang baru diperbaharui tahun 2021. 

Selamat ulang tahun kesatu, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan menuju keenam tahun,

Kamu bahkan sudah menjadi abang.


-mama 

Comments

Popular Posts