1826 Hari Kemudian

Luar biasa, kita tidak bertengkar.

Lagi pula kita terlampau malas untuk berdebat panjang tentang nilai moral yang kita anut. Lebih enak menyeruput kopi dengan logo putri duyung dan melanjutkannya dengan makan malam steak New Zealand Sirloin yang dipanggang well done dengan saus black pepper. Yaaa, aku tahu. Aku yang bayar. Itu harga yang murah untuk bisa melihat tawa kemenangan di wajahmu yang selalu aku rindukan.

Kamu ingat diskusi-diskusi panjang tentang "pulang ke rumah", atau tentang "buah tangan", atau tentang "mengunjungi kerabat". Diskusi-diskusi itu tak pernah dimenangkan oleh siapa pun. Empat tahun kita terus mendebatkannya, dan kini kita menyerah. Kita terlanjur hafal apa yang diinginkan oleh yang lainnya dan engan untuk mempertahankan keinginan sendiri.

Kini kita mampu membicarakannya sebatas untuk mereview apa yang terjadi. Lebih banyak membuka diri dan mengkomunikasikan isi hati. Terlalu banyak hal di luar kendali. Yang mampu kita lakukan sebatas menjaga diri. 

Berdoa terus, berdoalah lagi.
Harapan demi harapan bukanlah sekedar mimpi.
Semoga kita menjadi lebih baik lagi.

Comments

Popular Posts