Agustus Tahun ketiga

Semestaku sebelum kamu hadir adalah dunia yang sistematis. Aku tahu apa yang akan aku lakukan untuk 24 jam kedepan, kegiatan apa yang akan aku lakukan di akhir pekan dan aku tidak memusingkan diri jika akan pulang larut malam. Toh semuanya itu hanya butuhkan satu persetujuan dari dia yang kita berdua panggil papa.

Aku punya definisi sendiri mengenai terik mentari yang mampu ubah air menjadi wujud tak kasat mata. Aku punya romantisasi imaji atas hujan yang basahi bumi. Dan aku punya ketidaksukaan atas bising rengekan anak yang memecah sunyi.

Kemudian kamu datang.

Membuat aku merevisi ulang macam-macam pengertian. Dengan cara yang polos dan murni kau membuatku merasakan sekaligus mensyukuri segala hal yang tidak akan mungkin kembali ke titik yang sama lagi. Kau dan tumbuh-kembangmu adalah keniscayaan yang tidak mungkin bisa aku ulangi.

Maka, lewat tulisan ini aku akan sampaikan terima kasih telah lahir dari rahim ini. Kamu yang selalu papa dan mama harapkan. Kami mungkin bukan orang tua yang kamu inginkan. Sayang inilah takdir Tuhan. Akan kami jalani peran orang tua kami untukmu sebaik yang kami bisa. Satu yang kami harapkan sebagai balas jasa, mencintai dan menghormati kami dengan sepenuh hati. Karena sungguh kami berharap bahwa kita akan berkumpul lagi di akhirat nanti.

Perjalanan kita dimulai dari kelahiranmu. Aku tidak tahu kapan akhir dari kita menyapa, kemungkinan besar itu akan terjadi saat kematian tiba. Tapi yang pasti dari perjalanan kita hingga saat ini adalah aku menikmatinya, mensyukurinya dan mengabadikannya dalam ingatan yang bisa aku putar kembali kapan saja.

Sayang, biarkan aku menuliskan apa yang aku mau dengan jalan yang paling aku suka. Izinkan aku untuk mengabadikan kisah kita bahwa sebelum kamu mengenal wanita lain dari hidupmu aku adalah satu-satunya wanitamu yang mengasihimu sepenuh hati. Bahwa tanganku ini yang menyuapimu di awal-awal masa MP-ASI. Bahwa kita senantiasa bergandengan saat kamu belajar melangkah kaki. Bahwa ada malam-malam tanpa tidur saat kamu terserang demam dan kami menjagamu dengan sepenuh hati. Ada hari-hari penuh tawa saat gusimu baru ditumbuhi  gigi. Dan ada pula masa kita berdebat mengenai mainan yang ingin kamu miliki.

Sayang. Surat ini hanya sebuah permulaan dari tulisanku tentang kita. Aku tidak tahu apakah kamu akan menerima dan membacanya kelak. Toh saat ini kamu baru mulai membiasakan diri untuk membaca. Kamu begitu fasih membaca simbol-simbol belum mengerti mengenai huruf dan angka. Jika saatnya tiba kamu bisa membaca tulisan yang mama tulis sebagai aliran rasa, mama harap kamu memahami bahwa mama dan papa selalu mencintaimu bagaimana pun keadaannya.

Penuh cinta
Dari mama dan papa


sebagai Aliran rasa level 5

Comments

Popular Posts