Level 3: Melatih Kecerdasan Hidup Day #5

Tadi pagi kami lupa untuk berjanji tidak marah. Karena tidur terlalu larut, kami bangun kesiangan. Mama bahkan berangkat sebelum Ibnu terbangun.

Sepulang kerja, meski sudah cukup larut malam mama dan Ibnu berbincang. Ibnu merasa kesal pada mama yang bekerja dan pulang terlalu larut. Sambil memeluk Ibnu mama meminta maaf. Berusaha menjelaskan bahwa mama harus bekerja. Ibnu masih merajuk. Tapi mama tidak kekurangan ide. Mama membujuk dengan permen yupi. Tapi ada syaratnya, setelah makan permen, Ibnu harus sikat gigi. Jika Ibnu tidak setuju, permen itu hanya boleh disimpan dalam saku untuk dimakan besok setelah sarapan.

Ibnu berfikir. Mungkin dia menimbang-nimbang. Lalu dia setuju untuk sikat gigi malam itu.

Tak ada yang bisa menolak manisnya yupi.

Tak mama sangka, selepas sikat gigi dan bersiap untuk tidur Ibnu bilang, "Mama, Ibnu tidak marah lagi kok sekarang. Mama senang?"

Saya mengiyakan pertanyaannya.

"Besok kita tidak marah-marah ya, Ma! Besok Ibnu makan permen lagi dan sikat gigi, dan kita tidak marah-marah.

Alhamdulillah, project janji tidak marah ini masih bisa dilanjutkan

Comments

Popular Posts