Level 2: Melatih Kemandirian Day #4
Berapa lama saya akan hidup
mendampingi anak saya? memikirkannya selalu membuat saya takut.
(Mama Ibnu, 2015)
Pagi ini Ibnu mau mengurus dirinya sendiri untuk buang air kecil. Biasanya
dia masih merengek minta ditemani, diceboki, dibantu pakaikan celana. Tapi kali
ini tidak. Dia mengerjakan semuanya sendiri. Aku langsung memberinya pujian
apresiasi, “Alhamdulillah Ibnu ternyata sudah bisa ya pipis sendiri,” Ibnu
tertawa senang mendengarnya tapi dia langsung ngacir. Rupa-rupanya dia kembali
menonton video di youtube. Sepertinya harus ada situasi dimana Ibnu terpaksa
buang air sendiri dan tidak meminta bantuan dari orang lain. Salah satunya
adalah dengan youtube. Bukan karena dia sedang menonton video yg menginspirasi
kepada hal itu, melainkan lebih ke kesadaran bahwa meminta tolong mamanya akan menambah
waktu tunggu untuk kembali menonton video. Dia lebih memilih menjadi mandiri
sehingga dia bisa melakukan kegiatan yang dia sukai.
Kegiatan memasak bersama
Hujan tanpa henti ini membuat saya kehabisan sayur untuk dimasak. Alhasil
saya keluarkan persediaan nuget untuk sarapan. Ibnu dengan senang hati membantu
mengambilkan nuget di frezeer dan memilih nugget mana saja yang akan dimasak
oleh kami berdua.
1 Week 1 Skill: Menggunakan
alat potong
Konflik atas mengasah skill menggunakan alat potong ini ternyata muncul
hari ini. Saat saya pulang kantor, saya mendapati rumah penuh dengan potongan
kertas. Saya heran dengan apa yang terjadi karena biasanya Ibnu menampung
sampah dan selalu membuangnya pada tempatnya.
Saat saya tanya Ibnu kenapa lantai penuh dengan potongan kertas Ibnu malah
menjawab, “Ini salji, Mamaaaa ....” (ini salju, Manaaa).
Bhaiqlaaaa, tapi kita tetap harus bereskan ini yaaaa.
Lalu Ibnu dengan sigap pergi ke dapur mengambil sapu.
“Berapa lama saya akan hidup mendampingi anak saya?”
Mama Ibnu - 2019 akan menjawab, “saya tak peduli, saya akan mempersiapkan
anak saya sholih dan mandiri sejak sekarang juga.”
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence