Level 2: Melatih Kemandirian Day #1
Berapa lama saya akan hidup
mendampingi anak saya? memikirkannya selalu membuat saya takut.
(Mama Ibnu, 2015)
Pemikiran itu muncul di usia kelahiran Ibnu baru 3 minggu. Dari pemikiran
itulah saya giat mencari ilmu parenting yang sreg di hati. Dari pemikiran itu
pula, saat menemukan Institute Ibu Profesional saya berusaha menyerap semua
ilmu yang saya dapatkan di IIP. Harapan
besar mengenai anak saya adalah dia menjadi jalan surga bagi suami dan saya
karena dia menjadi jariyah kami: anak sholih yang mendoakan orang tuanya.
Harapan lainnya adalah dia bisa mengurusi dirinya secara mandiri, memiliki
emosi yang stabil yang membatu hidupnya kelak.
Tahun ini Ibnu akan berusia 4 tahun. Menyaksikannya dia tumbuh hingga
sekarang membuat saya tahu bahwa doa saya untuk Ibnu selalu diijabah oleh
Allah. Sejak Ibnu dalam kandungan, banyak hal teknis yang saya rapalkan dalam
doa. Saya minta anak yang bisa diajak komunikasi, minta anak yang ‘teratur’ dan
mudah diatur, minta anak yang berat badannya ideal --- dan saya bisa kuat
gendong dia. Kesemuanya bisa saya rasakan sekarang. Pelapalan kata Ibnu jelas,
tek-tok nya nyambung; jam 8 malam sudah bisa diajak tidur, jam 7 pagi terbiasa
sarapan, bisa diajak beresin mainan bahkan beresin rumah; saat tiba bonding
time, saya selalu mampu menggendongnya dan membuatnya nyaman.
Berdasarkan materi, anak di usia 3-5 tahun sedang menunjukkan inisiatif
besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya. Dia senang meniru apa
yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya.
Sejujurnya, ide kreatif saya dari premis diatas adalah mengerjakan kegiatan
orang dewasa bersama anak.
Kegiatan memasak bersama
Saya mendapatkan materi melatih kemandirian anak di tahun 2017 saat usia
anak saya menjelang 2 tahun. Karena materi ini pula saya memberanikan diri
melibatkan Ibnu dalam kegiatan memasak. Saya punya pisau plastik dan itu
menjadi alat ibnu untuk memasak. Biasanya ibnu akan kebagian tugas memotong
batang bayam atau kangkung (hasilnya membuat tong sampah saya tidak mudah penuh
karena batang sayur sudah dipotong). Kadang dia memotong tempe (hasilnya tempe
saya ulek lalu ditumis). Sejak usianya belum genap 2 tahun, Ibnu sudah tahu
cara buat jus meski dia tidak tahu takaran yang tepatnya seperti apa.
1 Week 1 Skill: Menggunakan
alat potong
Skill yang saya harap ibnu bisa kuasai adalah skill menggunakan benda
tajam. Sejujurnya ini karena saya terinspirasi master chef junior. Orang tua
mereka bisa nge-encourage anaknya untuk lihai menggunakan pisau. Dengan modal
pengenalan pisau plastik dan penjagaan intens, saya harap Ibnu bisa menggunakan
alat ini dengan aman tanpa melukai dirinya atau pun orang lain. Kuncinya, harus
selalu ada orang dewasa yang mendampingi Ibnu saat menggunakan pisau.
-------
“Berapa lama saya akan hidup mendampingi anak saya?”
Mama Ibnu - 2019 akan menjawab, “saya tak peduli, saya akan mempersiapkan
anak saya sholih dan mandiri sejak sekarang juga.”
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence