Level 1: Komunikasi Produktif Day #4
Selalu challenging
membersamai anak. Menuliskan proses penerapan materi komunikasi produktif ini
menambah daftar panjang hal-hal yang harus saya lakukan ketika berinteraksi
dengan anak. Sayangnya saya tidak selalu bisa menuliskan semuanya sesuai kronologi.
Jika itu yang harus saya lakukan, maka yang akan saya tuliskan adalah menulis
cerpen 8 – 12 halaman dengan dokumentasi CCTV selama 24 jam.
Yang kini saya
tuliskan adalah hal-hal menarik yang terjadi dalam satu waktu di hari keempat
pendokumentasian tantangan level 1.
Mengendalikan Emosi
Bisa dibilang,
pengendalian emosi adalah satu yang paling utama dalam proses komunikasi. Tidak
meledak, tidak marah adalah daily goal.
“Laa taghdob walakal jannah” menjadi
rapalan mantra pengingat agar saya berpikir ribuan kali sebelum marah.
Mengingat-ingat bahwa marah akan membekas di hati anak seperti lubang pada
bekas paku pada kayu.
Keep Information Short and Simple
Sama pada hari-hari
biasanya, setiap perintah disampaikan satu per satu. Memang terkesan lama dan
harus terus didampingi. Tapi hasilnya terasa sangat efektif.
Intonasi Suara
Ini adalah pertama
kalinya saya mengkhususkan diri mengamati bahwa saya telah menggunakan intonasi
suara yang lembut dan ramah. Hasilnya, anak terlihat tidak takut, tidak mudah
mengangis dan bahkan terkesan ingin dianggap lucu dengan mengeluarkan beberapa
humor aneh (bagi saya). Semua itu membuat saya terenyuh. Bisa jadi, humor aneh
itu dia keluarkan agar mood saya tetap baik dan tidak menggunakan “nada tegas”
lagi.
Ganti Kata “Tidak Bisa” Menjadi “Bisa”
Banyak hal yang
anak saya mengaku tidak bisa tapi sebenarnya dia sudah bisa melakukannya bahkan
hasilnya cukup baik. Misalnya dalam memakai & membuka pakaian, Ibnu kerap
kali meminta saya untuk membantunya dengan alasan dia tidak bisa. Sepertinya ada
yang salah dalam proses ini. Sejujurnya ini terasa seperti mengad-ngada dan
Ibnu hanya mencari-cari perhatian saya.
Jelas dalam Memberikan Pujian dan Kritikan
Pagi ini kami
menemukan kumbang di dalam rumah. Sebelum sempat saya mengurusi hal itu, Ibnu
berinisiatif untuk membuangnya. Dia dengan berani mengambil kumbang itu
menggunakan plastik. Melihat idenya saya memuji, “Ibnu hebat bisa kepikiran
ngebuang kumbang, dipegangnya pakai plastik.” Ibnu terlihat senang dan bangga
atas apa yang dia lakukan tadi.
#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence