Level 1: Komunikasi Produktif Day #3
Hari Sabtu ini
menjadi hari ketiga pendokumentasian kegiatan komunikasi produktif. Rutinitas
saya cukup lengang meski sebetulnya saya masih punya banyak pekerjaan yang
harus saya selesaikan. Tapi yang membuat hari ini cukup baik karena sejak pagi
semuanya berjalan dengan damai. Ibnu bangun tidur dengan perasaan senang. Dia bilang
bahwa tidurnya nyenyak. Tidak ada drama pagi ini.
Mengendalikan emosi
Saya mulai curiga,
jangan-jangan saya emosi karena saya sedang dalam masa menstruasi. Selama saya
tinggal di Manado, saya mulai rutin memperhatikan kapan saja saya mulai
bertingkah sensitif. Saya pun menyadari bahwa ketika saya tertekan, saya mudah
marah. Dengan identifikasi seperti ini, saya harus lebih aware ketika datang kedua masa itu. Untuk hari ini,
emosi saya cukup terkendali. Saya bisa lebih waras dalam menghadapi tingkah
ajaib anak.
Keep Information Short & Simple
Sebetulnya trik ini
sudah biasa saya gunakan sehari-hari. Lebih efektif dalam memberikan instruksi
kepada anak. Satu-satu pekerjaan selesai dengan baik. Misalnya: “Ibnu minum air
putih, yaa.” Setelah selesai lanjut dengan, “gelasnya diletakkan di westafel
yaa.” Alih-alih bilang, “Ibnu, minum air putih terus gelasnya diletakkan di
westafel, yaa!” biasanya Ibnu engan melakukan keduanya
Ganti Kata “Tidak Bisa” Menjadi “Bisa”
Ini masih jadi PR
untuk saya. Hingga kini Ibnu masih suka merengek untuk pekerjaan yang
sebenarnya bisa dia kerjakan dengan alasan tidak bisa. Akhirnya saya terus
mendampingi dengan tetap meng-encourage
anak agar mau mengerjakannya sendiri.
Ganti Perintah dengan Pilihan
Untuk yang satu ini
agak tricky. Misalnya, saat Ibnu
ingin makan Nyam-Nyam padahal dia belum makan malam, saya akhirnya keluarkan
jurus ini. Ibnu boleh makan nyam-nyam setelah makan malam, jika tidak mau maka
tidak ada Nyam-Nyam. Satu kunci keberhasilan trik ini adalah menepati janji. Jangan
sampai dia sudah tunaikan syarat yang diberikan namun haknya malah diabaikan.
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence