Melatih Kemandirian (Day 3)


Hari ketiga progresnya luar biasa karena aku dan Inu rebutan pasta gigi.
.
Drama pasta gigi ini macam serial televisi deh. Apa karena mamanya sempet jadi anak tipi? Alaaaah, haluuu... Sambung-sambungin aja semuanya.
.
Jadi dari dulu emang suka rebutan pasta gigi karena Inu selalu tertarik buat mencet tube sampe isinya keluar. Kalau sekali masih bisa ditoleransi, tapi tidak boleh ada yang kedua dan selanjutnya. Mubazir!
.
Susah payah loh ini bujuk Inu buat mencukupkan kelakuannya ini. Tapi karena pake pasta gigi ekstra, buih sikat jadi banyak. Inu semangat bilang: "gelembung". Ni tanda-tanda dia hepi.
.
Anyway mari sedikit bahas pemilihan sikat gigi.
.
Sikat gigi anak tuh banyak brand dan variannya. Dari yang premium sampe yg ekonomis; Dari yang tersedia di Alfamart sampe yang cuma bisa dibeli online, tapi apapun yang dibeli, coba dulu sama ibunya yaaa (setelah ibu sikat gigi tentunya)
.
Kebetulan saya selalu pakai sikat gigi anak sejak kuliah. Orang tua saya selalu belikan saya sikat gigi dengan kepala yg kecil di rumah. Saat merantau, saya punya kesempatan eksplore sikat gigi yg kepala kecil sampai akhirnya pilihan jatuh ke sikat gigi untuk anak.
.
Saya lumayan banyak tahu tentang sikat gigi anak ini. Saya pernah kecele (a.k.a ketipu) sikat gigi branded dengan bodi menarik. Cuma sanggup saya pakai selama 3 hari karena bulunya kaku, tajam, selalu melukai gusi saya. Saya pun menghindari sikat gigi anak dengan ujung bulu lembut, beberapa brand varian ini ujungnya justru menusuk-nusuk gusi.
.
Etapi, cuma beberapa loh, suatu hari saya nemuin sikat dengan ujung bulu halus dan lembut. Selanjutnya saya ceritakan besok, riweuh soalnya



#Hari3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Comments

Popular Posts