Komunikasi Produktif (Day #3)


Anak-anak punya gaya komunikasi yang unik. Mungkin dia tidak memahami apa yang kita katakan, tapi mereka tidak pernah salah dalam meniru.

Inu, saya ajari kata "punten", yang artinya permisi. Bagi saya mudah mengajarkan kata ini karena bisa sambil praktek.

Pas lagi nyapu, Ibnu yang berdiri di area sapu-sapu akan saya colek sambil bilang punten, anaknya saya tuntun menuju tempat yang bersih. Kegiatan ini berulang kali saya lakukan. Ibnu sudah fasih lah sama kata sunda yang satu ini.

Tapi suatu hari, saya mendapati inu bilang "Awas" pada saya, dengan nada memaksa juga sebuah dorongan dari kedua tangan mungilnya. Jelas saya kaget. Bagi saya, 'awas' hanya bisa dipakai saat darurat ketika sesuatu bisa mengancam keselamatan. Tapi untuk beberapa konteks, 'awas' itu kata yang kasar karena terkesan menghardik.

Selidik punya selidik, dia meniru anak sepermainannya. Ada seorang kakak yang merasa risih jika Ibnu mengikutinya ataupun memegang mainannya. Sering katakan "awas" untuk mengusir Ibnu. Tapi ah, namanya juga anak-anak. Hal itu biasa. Tak membahayakan juga. Begitulah pikir saya kira-kira.

Kalau sudah begini keadaannya saya bisa apa. Ilmu kata 'awas' sudah terlanjur terserap. Mungkin salah satu cara mengcounter-nya adalah dengan mencontohkan hal baik lainnya. Supaya bayi tidak terfokus pada kata 'awas' saja.

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular Posts