Komunikasi Produktif (Day #15)



Masih tentang harga diri.

Beberapa hari yang lalu di grup dibahaslah tentang tips menghadapi kakak dan adik yang berantem. Dan saya juga terlibat memberikan masukan.

Meski anak saya baru satu, saya berani kasih tips karena ingat tentang seorang mama yang di mata saya sukses membesarkan anak-anaknya yang terpaut usia tidak jauh. Suka banget ngeliat cara dia hadapi kakak-adik yang bertengkar. Ada adab dalam menasehati kakak dan adik (ini ibu-ibu yang kasih judul gini dari tips saya). Sama halnya ketika menasehati orang dewasa, menasehati anak juga dilakukan secara empat mata. Menasehati kakak tidak di depan adik, begitu pula sebaliknya. Sama halnya orang dewasa yang enggan mendapat nasihat yang bersifat personal di forum keluarga. 

Ternyata dalam kehidupan nyata, tidak perlu nunggu Inu punya adik buat menerapkan ini. Sekarang posisi Inu udh kayak kakak untuk anak-anak yang lain di komplek rumah. PR buat saya ketika Inu menginginkan mainan anak lain. Dia lebih sering merebutnya. Disini tugas saya mengingatkan Inu untuk izin pada pemilik mainan.

Saya jauhkan Inu dari Jose, "Inu mau pinjam mainan Jose?"

"Iya pinjam"

"Inu bilang baik-baik ya sama Jose"

Inu saya tuntun mendekati Jose dan kasih kode untuk Inu bilang pinjam pada Jose.

"Pinjam," kata Inu dengan puppy eyes nya

Jose yg masih 1 tahun cuma ngeliatin. Aku bantu bilang "Iya, boleeeh" sambil elus punggung Jose. "Terima kasih ya, Joseee." Jose senyum manis banget kayak biasanya.

Semoga dengan praktek kayak gini bisa memupuk Inu punya harga diri yang kuat, bisa menumbuhkan rasa percaya pada mamanya, juga punya tatakrama yang bagus. Amiiin


.
.
.


#hari15
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular Posts