Tentang yang tak lagi menyenangkan

Bayi yang nyenyak dalam tidur dan hujan yang deras terus mengguyur --- menjadi kombinasi nikmat yang tak terukur. Meski pekerjaan rumah itu seperti beras yang sembarangan ditabur, tapi aku masih merasa nyaman berada di atas kasur.

Lalu tiba-tiba saja perbincangan aneh itu kembali berkelebat. Sedikit banyak mengurangi kenyamanan sore itu. Perbincangan yang menyudutkan, mungkin mengandung banyak kecemburuan dan yang pasti adalah kesimpulan yang seenaknya dia ciptakan. Itu adalah situasi yang menyebalkan.

Aku senang sekali bercerita. Terkadang aku terlalu bersemangat karenanya. Namun mengoceh saat itu sepertinya keputusan paling bodoh karena berakhir dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak lazim.

Mempertanyakan keputusan yang dibuat dimasa lalu. Tentang mengapa melakukan A --- tidak melakukan B? Mengapa memilih C meski ada D yang lebih baik? Pertanyaan 'mengapa' ala anak-anak yang membuat pusing kepala. Yang paling menakutkan dari semua ini adalah bahwa dia sangat 'kreatif' dalam menterjemahkan jawaban; senantiasa memberikan bumbu dari cerita yang didengarnya.

Pernah satu waktu, dia mempertanyakan maksud dari sesuatu. Saat itu aku terlalu malu untuk menjelaskannya karena yang dia tanyakan itu sangat pribadi. Lalu yang kemudian aku temukan adalah tentang kesimpulan yang seenaknya dibuat.

Apa sulitnya menerjemahkan: mencintaimu harus jadi aku. Ditulis bukan dalam Huruf Palawa dan Bahasa Sansakerta. Mengartikannya tak perlu membaca semua puisi Sapardi Djoko Damono meski penikmatnya pasti mengingatkannya dengan Sajak Kecil Tentang Cinta di buku Hujan Bulan Juni. Tak bisakah dengan sederhana mengartikannya dengan: posesif? Bahwa aku tak menginginkan dia menerima cinta dari yang lain?

Entah apa yang dia simpulkan dari pembicaraan aneh terakhir itu. Aku sungguh takut dengan kemungkinan buruk dari kesimpulan 'ajaib' yang paling mungkin muncul nanti. Karena mungkin aku tidak akan menyukainya. Karena bisa jadi yang dia simpulkan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.

Jika tulisan ini dianggap sebagai curhat, ya, memang benar. Tulisan ini sedikit banyak berbeda dari tulisan yang lainnya. Jika yang lainnya adalah 'micin' yang dibubuhi daging, maka tulisan ini adalah daging yang dibubuhi 'micin'.

Bayiku menggeliat. Mungkin dalam mimpinya dia sedikit terusik. Ah, tapi itu menjadi tanda bagiku, segera mengerjakan pekerjaanku sebelum bayi benar-benar terbangun

Comments

Popular Posts