Waktu subuh
Sayup panggilan kembalian menghalau mimpi pagi ini. Lengan mungil mengais-ngais udara sementara kakinya menghentak-hentak kasur sepenuh tenaga. Aku kecup keningnya lalu membenamkan wajahku di lehernya. Baunya asam yang khas, dan aku suka.
Kedua alis tipisnya berkerut. Aku tau aku sudah mengganggu pagi tenangnya. Perlahan aku tinggalkan dia untuk membasuh diri. Tuhan telah menyerukan waktu pertemuan kami. Kali ini aku harap aku tak terlambat lagi.
- at dawn
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence