Katamu: kataku buat bahagia; kataku: katamu torehkan luka

Entah apa maumu. Datang tanpa undangan, diam-diam menyusup ke dalam kepalaku, berputar-putar, tersenyum-senyum, bersenang-senang. Kau pikir kepalaku taman bermanin?

Ya aku mencintaimu. Entah sejak kapan ketertarikanku atasmu berubah menjadi cinta. Yang pasti, sejak pertemuan pertama kita, aku mulai memikirkanmu. Bertanya-tanya tentang siapa kamu, apa namamu, dari mana asalmu dan apakah kau punya kekasih?

Aku mencinta dengan perbuatan. Aku mewujudkannya dengan perbuatan. Aku memperhatikanmu tanpa selalu berharap kau balas memperhatikan aku. Aku menjagamu tanpa selalu ada disisimu. Tapi akulah orang yang pertama mengetahui jika kamu sakit. Aku orang yang mau repot-repot mendatangimu hanya untuk memberikan pertolongan pertama atas sakitmu. Aku mencintaimu dengan caraku. Maka ketika aku utarakan perasaanku dan menyatakan niat baikku, tentu aku mengharapkan jawaban yang tak akan mengecewakan.

Tapi dengan dalih kau masih berkubang dalam luka lama, kau menolakku dengan sangat halus. Kau menjawab perasaanku dengan jawaban paling diplomatis. Kau bilang kau tak mau pikirkan cinta.

Sayangnya, senyuman  indahmu, nada ceria suaramu, cerita-ceritamu sama sekali tak menunjukan itu. Kau berkelakar tentang cinta sejati menurut versimu. Kau sama sekali tak terlihat menderita seperti yang kau ceritakan padaku sebelumnya bahwa kau masih terluka. Kau tak membuatku percaya bahwa kau pernah terluka karena cinta. Lagipula laki-laki macam apa yang akan mencampakan wanita sepertimu?

Kamu, wanita hebat. Mandiri, tegas dan berani. Meski artinya kamu selalu membuat orang di sekitarmu kelelahan menghadapi pertanyaanmu dan kritisanmu. Tapi disisi lain kamu pintar berdongeng untuk anak-anak. Kau begitu menakjubkan dengan mata membulat dan  saat berusaha menirukan suara monster jahat, atau suara penyihir hitam, atau bahkan suara induk burung.  Meski kau berulang kali bilang bahwa kau tak tahan pada tangisan anak-anak, aku tak pernah melihat kesabaranmu habis saat bermain bersama bocah-bocah itu. Tunjukan padaku, pria bodoh mana yang mencampakanmu? Sedangkan disini, ada pria tak tahu malu yang kau campakkan tapi masih saja betah memperhatikanmu dan menjagamu.

Kamu tahu apa yang paling menyedihkan dari cerita ini? Suatu hari kau bercerita. Katamu, karena aku, kau mulai memikirkan cinta. Katamu, karena ucapanku, kau akan berhenti membuat orang lain menunggu pulih dari luka. Katamu kau menerima dia. Katamu kau bahagia.

dan kau tau, aku bilang aku merana
Aku yang sadarkan kau untuk kembali cinta
Bukan suka yang kudapat, hanya ucapan terima kasih yang menyayat.

_________

Comments

Popular Posts