Dua Dunia

Halte Trans Jakarta,
Mampang Prapatan
Jumat, jam 17.29

Kondisi halte saat itu dipadati orang-orang, beberapa kali mereka terlibat dalam keributan ketika suara nyaring bus yang melintas menarik perhatian mereka. Tapi gadis yang berdiri di sebelahku tampak acuh tak peduli. Dia terus-terusan menyentuh layar smartphone nya dengan kedua jempol. Akupun tak peduli dengan apa yang dia lakukan. Tapi tipe ponsel yang dia gunakan itu sungguh menarik perhatianku. Aku memang sempat berfikir untuk menghadiahi ayah dan ibuku smartphone serupa itu.

Aku bukan pengintip, tapi yang baru saja aku lakukan memang mengintip. Dengan tak bermaksud mengintip apa yang dia ketikan, aku membaca alfabet yang berderet di layar.

"Senang dapat membuatmu tertawa"

Seketika pula aku terkekeh. Beberapa orang yang terkaget-kaget karena suara tawaku menatap aku heran. Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala hormat. Berharap mereka lalu mengacuhkanku saja.

Aku menertawakan dunia nyata gadis itu yang tak membuatnya tertawa bermenit-menit dia berada di sampingku. Aku menertawakan dunia maya yang dibentuk gadis itu dengan lawan chattingnya yang secara imajiner diciptakan seolah satu diantaranya berhasil menciptakan tawa.  Dunia macam apa itu?

Apa dunianya adalah panggung sandiwara?

Comments

Popular Posts