Pinta si gadis 24 tahun

Bagaimana dia yang sudah 24 tahun memandang cinta?

Masih bisa tertipukah dengan dusta berbalut kata kata manis pilihan si Casanova? Akankah jatuh hati pada mereka yang dibalut kemeja atau luluh pada pandangan teduh kedua matanya?

Tidak, gadis itu terlampau tua untuk cukup bahagia karena penampilan luarnya saja. Yang dia butuhkan adalah seorang yang mau hidup bersama hingga ajal tiba, meski keriput memudarkan pesona tapi tak akan tergoda untuk mendua. Dia inginkan pria yang bisa selalu buatnya merasa aman dalam dekapannya, hujani dia dengan kasih sayang, meski sesekali dia pasti menginginkan kata-kata romansa terucap untuk dirinya, bual gombal bukanlah yang paling utama yg dinginkannya.

Pertanyaan orangtuanya tentang pendamping hidup mulai menghantuinya. Basa basi murahan teman-temannya tentang kekasih yang tak kunjung muncul buatnya tenggelam dalam pikirannya. Tergurat kesedihan pada raut wajahnya.

Oh, jangan sok tahu tentang pikiran gadis 24 tahun ini Gina, bisa jadi dia sedang terlampau melankolis akhir-akhir ini. Memikirkan cinta yang sering kali buat hatinya terluka. Padahal inginnya sangat sederhana, mendapatkan cinta yang bisa buatnya merasa bahagia memilikinya meski hidup terkadang berikan duka. Dia hanya inginkan kesederhanaan cinta. Seperti saat merasakan kehangatan ditengah hujan saat bersepeda motor membelah malam; sederhana cinta segelas teh manis hangat dikala senja, atau sederhana cinta nasi goreng keasinan saat pagi tiba.

Tidakkah orang mengerti cintanya si gadis 24 tahun ini tak banyak pinta, seperti perantau yang berharap ibu kota berbaik hati padanya, tak menjebaknya di tengah macet jalan kota Jakarta. Dia berharap lelakinya baik hati, tak menjebak dengan dusta, menorehkan luka lalu membuat hidupnya dalam nestapa.
Gadis 24 tahun ini tak bosan-bosannya meminta pada Yang Maha Kuasa, agar dia dipertemukan dengan pria setia yang hanya akan mencintainya, menjalankan kewajibannya dan bisa membuatnya masuk surga atas ketulusan hatinya.

Comments

Popular Posts