Guncangan Dalam Hati

jika diukur dalam skala richter telah menembus angka 9, dan itu sungguh tidak baik untukku. Tapi getaran itu sungguh terjadi tatkala aku mendengar sebuah cerita yang selalu membuatku tak bisa berkomentar apa-apa. Sebuah cerita pengabdian seorang anak untuk orangtuanya. Hanya untuk membuatnya bahagia.

Aku selalu membandingkannya dengan diriku, hidupku --- aku sebagai anak pertama, apa yang telah aku lalukan untuk kedua orangtuaku? Sudahkah aku menjadi anak yang cukup baik yang membuat mereka bahagia? Sudahkah aku menjadi anak yang cukup bisa diandalkan hingga membuat mereka tenang? Sudahkan aku menjadi anak mandiri yang tidak membuat mereka kerepotan di usianya yang tidak lagi muda?

Getaran itu, getaran simpati sekaligus iri. 

Aku sungguh merasa kagum padanya yang begitu berusaha membahagiakan orangtuanya, tapi juga dengki menyadari aku tak sekeras itu berusaha membahagiakan kedua orangtuaku. Bagaimana hati ini tidak berguncang?

Aku anak yang selalu melambaikan tangan perpisahan sedangkan kedua orangtuaku adalah orang yang selalu membuka kedua tangan mengharapkan anaknya pulang.

Comments

Popular Posts