Kau Pikir Kau Dalang dan Aku Boneka!
Inilah penggalan ceritaku, bertemu orang yang salah untuk bisa bertemu dengan orang yang tepat.
~gina
Aku sudah lama berhenti bermain barbie, tak lagi senang bermain
rumah-rumahan sendiri. Aku terlalu tua untuk membuat adonan dari tanah, berpura
memasak kue di teras rumah. Aku lebih suka berbincang di telepon, membaca
pesan-pesan singkat darimu dalam handphone. Yaa, sejak aku merasa aku
menjadi remaja, bersikap layaknya seorang dewasa, sok tahu makna cinta.
Kurasa kau adalah dunia, dan aku hidup didalamnya. Kau kenalkan aku pada
rasa suka, kau buat aku terlena lalu aku terpedaya oleh kata-kata indah bak
mutiara. Kau menjadi sang surya, dan aku bunga yang selalu memujanya. Kau
adalah dalang dari cerita sebuah boneka yang kau buang pada akhirnya.
Ya, kau membuangku saat kau temukan sosok wanita baru. Yang kau anggap
lebih baik dari diriku. Wanita yang kau anggap sepadan denganmu, yang layak
bersanding dalam hidupmu.
Lalu setahun berlalu. Kau rasakan ternyata dia tak sebaik yang kau
bayangkan dulu. Kau mulai bandingkan dia dan aku, menjelekan dia di depan
wajahku. Kau rajut kembali mimpi yang kau janjikan dulu, kau susun lagi rencana
untuk hidup bersamaku. Yaa, hanya kamu yang lakukan itu. Sejak awal hanya kau
yang buat semua itu tanpa ada aku. Kau yang merencanakan ini itu, dulu aku
hanya mengangguk setuju, tapi kini aku hanya berkerut dan pergi berlalu.
Kau pikir aku masih sama seperti dulu? Mudah kau bodohi, mudah kau akali,
mudah kau tinggal pergi, lalu bersedia menerimamu kembali? Aaah, kau hanya
berilusi, bermimpi di tengah hari. Kau ingatkan aku pada kisah yang kita buat
dulu. Kisah yang dirancang sempurna tapi mungkin kau lupa bahwa cerita itu berakhir
dengan duka.
Kau yakinkan aku kali ini tak ada lagi luka. Kali ini akan berakhir
bahagia. Kau pikir kau siapa? Tuhan pemilik semesta? Kenapa seenaknya saja
tentukan hidupku dengan cerita buatanmu? Mengatur hidupku untuk selalu
mengitarimu? Kau salah jika kau berfikir kau adalah dalang yang bebas memainkan
boneka. Kau juga salah jika merasa kau paling dewasa dan paling mengerti dunia.
Bukan kewajibanmu mengatur hidupku, tak ada hak mu memutuskan yang terbaik
untuk diriku.
Perlukah ku ingatkan, kau yang pertama ucapkan salam perpisahan. Masih jelas
kau ungkapkan bahwa selama masa kebersamaan aku tak pernah buatmu merasakan
cinta seperti yang kau harapkan. Jelas sudah tak ada yang bisa kita satukan.
Aku sudah bukan lagi sebuah boneka. Aku seorang manusia bebas yang akan
jatuh cinta. Banyak pelajaran yang kupetik dari kisah yang pernah kita punya, akan
aku jadikan pedoman agar aku tak mengulagi kebodohan yang sama.
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence