Late Confession
Akhir-akhir ini aku menjadi
pecemburu,
Aku sebal tiap kali membuka
agenda-agenda lama. Catatan harianku. Saat menyadari ada banyak mimpi
ditorehkan oleh AKU YANG DULU. Aku sebal pada aku yang sepertinya telah
kehilangan diriku yang seperti itu. Aku ingin sekali bertemu lagi dengannya,
menarik tangannya, menjambak rambutnya, memakinya dan berteriak tepat didepan
wajahnya, “BERANI-BERANINYA KAMU PERGI DAN MEMBUATKU MENYEDIHKAN SEPERTI INI!”
Akhir-akir ini aku menjadi
penggerutu,
Aku merutuk tiap kali menyadari
bahwa aku kini tidak menjadi pribadi yang lebih baik dibandingkan aku yang
dulu. Sumbangsih apa yang bisa aku berikan pada orang terdekat yang aku cintai?
Ah, kesal sekali jika aku mengingat-ngingat aku lebih banyak membuat mereka
repot dan khawatir. Rasanya ingin sekali aku mengomel panjang tampa henti,
menceramahi, menggurui aku yang seperti ini.
Tapi, aku tak bisa menyangkal
bahwa akhir-akhir ini aku banyak berfikir.
Aku merenungkan apa yang terjadi
akhir-akhir ini. Menuliskannya dalam sebuah buku catatan kecil. Kembali menyusun
sebuah daftar mimpi yang harus dicapai, menuliskan harapan dan permohonan.
Berharap aku bisa mengambil hikmah dan pelajaran untuk kedepannya nanti.
Malam ini sudah awal bulan Agustus, yang artinya 8/12 dari tahun ini. Sudah terlalu terlambatkah menuliskan semua itu. Ku harap tak ada kata terlambat untuk memulainya kembali dari awal.
Comments
Post a Comment
Free to speak up is still under circumstances, no violence